Khulafaur Rasyidin merupakan penerus
serta pemegang kepemimpinan Islam setelah Rasulullah saw. wafat. Khulafaur
Rasyidin mengandung makna orang-orang yang terpilih serta mendapatkan petunjuk
untuk menggantikan Nabi Muhammad saw. sebagai pejuang penyiar ajaran agama Islam
setelah beliau wafat. Namun, Khulafaur Rasyidin bukan sebagai nabi ataupun
rasul.
A.
Keberhasilan
yang Dicapai oleh Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin
berasal dari kata khulafā’ dari Khalifah yang mempunyai makna pemimpin.
Sedangkan ar-rāsyidīn mengandung
makna mendapatkan petunjuk. Dari peengertian di atas, Khulafaur Rasyidin
memiliki arti para pemimpin yang mendapatkan petunjuk.
1.
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (11-13 H/
632-634 M)
Abu
Bakar as-Siddiq merupakan keturunan dari Abu Quhafah. Abu Bakar as-Siddiq lahir
pada tahun ke-2 dari tahun gajah, sehingga dua tahun lebih muda dari Nabi
Muhammad saw. Abu bakar as-Siddiq terpilih sebagai penerus Rasulullah saw.
setelah beliau wafat untuk memimpin umat Islam serta mengurusi persoalan umat.
Abu Bakar as-Siddiq banyak melakukan berbagai macam usaha untuk memajukan
pemerintahan Islam. Usaha-usaha tersebut antara lain:
a. Memerangi
kaum murtad atau pembangkang
Di awal masa
pemerintahan Abu Bakar as-Siddiq, banyak muncul berbagai macam permasalahan
yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan Islam. Namun dalam praktiknya,
Abu Bakar as-Siddiq selalu berpesanuntuk tetap mengadakan pendekatan kepada
masyarakat dengan cara damai, sehingga tidak terjadi perlawanan yang lebih
besar. Tidak semua kaum murtad menolak pendekatan secara damai dari umat Islam.
Tetapi, tidak sedikit pula yang terang-terangan menolak justru mereka mengajak
perang. Kelompok yang secara terang-terangan mengajak perang tersebut biasanya
dipimpin oleh orang yang mengaku dirinya sebagai nabi atau dikenal sebagai nabi
palsu. Di antara nabi-nabi palsu tersebut antara lain:
1) Aswad
al-Ansi
2) Tulaihah
bin Khuwailid al-Asadi
3) Malik
bin Nuwairah
4) Musailamah
al-Kazab
b. Pembukuan
Al-Qur’an
Pada awalnya, ayat-ayat
Al-Qur’an masih dituliskan pada benda-benda yang berserakan seperti kulit,
kayu, dan pelepah daun kurma. Atas nasehat Umar bin Khattab kepada Abu Bakar
as-Siddiq mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut untuk dijadikan satu dalam
bentuk sebuah kitab. Zaid bin Sabit sebagai pemimpin pengumpulan ayat-ayat
Al-Qur’an yang masih berserakan tersebut. Hasil dari pengumpulan ayat-ayat
Al-Qur’an yang sudah selesai menjadi mushaf, kemudian disimpan oleh Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq. Setelah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq meninggal, mushaf
tersebut disimpan oleh putri dari Umar bin Khattab dan juga salah satu istri
Nabi Muhammad saw.
c. Ekspansi
Kekuasaan Islam (perluasan wilayah)
Ada beberapa hal yang dijadikan pedoman utama para
juru dakwah dan para tentara Islam dalam melakukan perluasan wilayah penyebaran
ajaran agama Islam, atau memasuki wilayah baru yang akan dijadikan tempat
penyebaran agama Islam, diantaranya yaitu:
1) Dianjurkan
masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan mendapat perlindungan.
2) Boleh
tidak memeluk ajaran agama Islam, tetapi harus membayar jizyiah maka jiwa dan
hartanya akan dilindungi.
3) Jika
melakukan perlawanan terhadap umat Islam maka akan diperangi.
Wilayah-wilayah
yang menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Persia dan Kerajaan Bizantium menjadi
daerah-daerah yang menjadi sasaran penyebaran ajaran agama Islam. Atas dasar
itu, Khalifah Abu Bakar as-Siddiq mempunyai keinginan untuk menguasai wilayah
tersebut, dengan cara memerintahkan dua panglimanya yang bernama Khalid bin
Walid dan Musanna bin Harisah. Abu Bakar as-Siddiq memerintahkan Khalid bin
Walid untuk ikut serta membantu pasukan Bizantium untuk menguasai wilayah
Suriah.
Dalam
perkembangannya, Kerajaan Bizantium menjadikan Kota Damaskus, di Suriah sebagai
pusat pemerintahan di kawasan wilayah Arab dan daerah-daerah sekitarnya. Dalam
peperangan tersebut, pasukan Islam berjumlah 18.000 orang, sedangkan pasukan
Romawi yang akan dilawan berjumlah 240.000 orang. Melihat kondisi yang
demikian, Khalifah Abu Bakar as-Siddiq memerintah Khalid bin Walid untuk
membawa pasukan menuju Syam. Keberanian pasukan muslim semakin bertambah
setelah bergabungnya pasukan yang dibawa oleh Khalid bin Walid, akhirnya
pertempuran terjadi di dekat Sungai Yarmuk. Ketika peperangan berlangsung,
terdengar kabar bahwa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq meninggal dunia dan beliau
digantikan oleh Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid digantikan oleh Abu
Ubaidah bin Jarrah. Perang Yarmuk ini akhirnya dimenangkan oleh pasukan Islam.
2. Khalifah
Umar bin Khattab
Umar
bin Khattab menjadi Khalifah tidak berdasarkan pemilihan maupun musyawarah
bersama secara terbuka, melainkan Umar diangkat menjadi Khalifah atas
penunjukan atau wasiat serta kepercayaan yang diberikan oleh Abu Bakar
as-Siddiq. Umar bin Khattab juga dikenal sebagai seorang sosok yang tegas dalam
menghadapi masalah. Atas sikap yang tegas seperti itu, maka Umar bin Khattab
diberikan gelar oleh Rasulullah saw. dengan sebutan al-Faruq, yang artinya pemisah atau pembeda. Umar bin Khattab
banyak menghasilkan berbagai prestasi ketika menjabat sebagai Khalifah,
prestasi-prestasi tersebut antara lain:
a. Ekspansi
wilayah (perluasan wilayah)
Ketika pemerintahan Umar bin Khattab, umat Islam
melaksanakan perluasan wilayah kekuasaan Islam secara besar-besaran. Perluasan
secara besar-besaran ini lebih dikenal dalam sejarah Islam dengan sebutan Futuhal al-Islamiyah. Wilayah Islam pada
masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab semakin banyak dan luas, serta
wilayah-wilayah di Eropa timur. Karena wilayah kekuasaan Islam semakin luas,
maka untuk memudahkan pengawasan jalannya pemerintahan, Khalifah Umar bin
Khattab membagi wilayah kekuasaan Islam menjadi beberapa wilayah provinsi
dengan dipimpin seorang Gubernur. Wilayah yang dibagi menjadi delapan provinsi,
yaitu:
1) Muawiyah
bin Abu Sufyan, Gubernur Suriah, dengan ibukota Damaskus
2) Nafi’
bin Abu Haris, Gubernur Hijaz, dengan ibukota Mekah
3) Abu
Musa al-Asy’ary, Gubernur Iran, dengan ibukota Bashrah
4) Mughirah
bin Su’bah, Gubernur Irak, dengan ibukota Kufah
5) Amr
bin As, Gubernur mesir, dengan ibukota Fustat
6) Alqamah
bin Majaz, Gubernur Palestina, dengan ibukota Jerussalem
7) Umair
bin Said, Gubernur Jazirah Mesopotamia, dengan ibukota Hims
8) Khalid
bin Walid, Gubernur di Suriah Utara dan Asia Kecil
b. Penataan
administrasi dan keuangan negara
Pada masa pemerintahan Khalifah
Umar bin Khattab, dibentuklah suatu lembaga yang diberi nama “Baitul Mal” serta
“Dewan Perang”. Baitul Mal mengelola masalah yang berkenaan dengan keuangan
negara, mengelola keluar masuknya keuangan mulai dari provinsi-provinsi sampai
tingkat pusat, dengan pengawasan yang sangat ketat dan hati-hati. Sedangkan,
Dewan Perang mengurusi masalah pencatatan administrasi militer.
Keuangan yang ada di
Baitul Mal dapat digunakan untuk memberikan pembayaran gaji kepada para pegawai
pemerintahan serta gaji untuk tentara, yang pembayarannya harus disesuaikan
dengan pangkat dan kedudukannya. Keuangan yang ada di Baitul Mal tidak hanya
untuk membayar gaji para pegawai, tetapi juga untuk memberikan santunan kepada
rakyat miskin.
c. Penetapan
kalender Hijriah
Khalifah Umar bin
Khattab mempunyai pendapat sendiri untuk penetapan dimulainya kalender Islam,
yaitu saat Nabi Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah, sebab dari hijrah itulah
umat Islam mengawali kemenangannya (sebagai titik balik kemenangan umat Islam).
Umar bin Khattab wafat pada hari Rabu, tanggal 2 Zulhijjah 23 H karena dibunuh
oleh Abu Lu’lu’ah. Beliau ditikam dengan sebilah pisau yang telah dilumuri
dengan racun.
3.
Khalifah Usman bin Affan
Usman
bin Affan adalah seorang saudagar yang berhasil sehingga beliau banyak
mempunyai harta yang berasal dari Mekah. Hartanya banyak yang digunakan untuk
mendukung dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dalam menyiarkan ajaran
agama Islam. Umat Islam memberikan julukan kepada Khalifah Usman bin Affan
dengan sebutan Zun Nurain yang
memiliki maksud memeiliki dua cahaya.
Julukan tersebut diberikan kepada Usman bin Affan setelah beliau menikahi putri
kedua dan ketiga Rasulullah saw. yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum. Usman bin Affan
menjadi Khalifah menggantikan Umar bin Khattab, yaitu pada tahun 23 H. Usman
bin Affan terpilih menjadi Khalifah atas pembicaraan enam anggota dewan yang
dibentuk oleh Umar bin Khattab. Usman bin Affan ketika dipilih sebagai Khalifah
berusia 70 tahun. Beliau memimpin umat Islam selama 12 tahun. Keberhasilan-keberhasilan
yang dicapai oleh Khalifah bin Affan, antara lain:
a. Pembukuan
mushaf Al-Qur’an
Usman bin Affan
membentuk sebuah panitia yang akan menyusun Al-Qur’an. Kepanitiaan yang akan
menyusun Al-Qur’an tersebut dipimpin oleh Zaid bin Sabit, serta beranggotakan
Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Tugas dari panitia tersebut
adalah menyalin kembali ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah kitab yang
dinamakan “mushaf”. Atas kebijakan dari panitia, mushaf diperbanyak menjadi
lima mushaf. Satu mushaf berada di kota Madinah, sedangkan yang empat lainnya
dikirim ke berbagai wilayah-wilayah lain, yaitu ke Mekah, Suriah, Basra dan
Kufah.mushaf yang tetap tinggal di Madinah dinamakan “Mushaf al-Imam” atau
Mushaf Usmani.
b. Renovasi
(pemugaran) Masjid Nabawi
Masjid Nabawi yang
merupakan masjid pertama yang didirikan oleh Rasulullah saw. mulai di renovasi
pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan
dilakukan perluasan masjid. Selain diperbaiki secara fisik atau bangunannya,
masjid tersebut juga direnovasi masalah bentuk serta corak dari masjid tersebut
sehingga akan kelihatan lebih bagus dan indah.
c. Pembentukan
angkatan laut
Pada waktu pemerintahan
Usman bin Affan, kekuasaan Islam sudah sangat luas hingga ke Afrika, Siprus,
sampai Konstantinopel. Agar wilayah-wilayah tersebut tetap dalam penjagaan
serta pengawasan tentara Islam, maka Muawiyah bin Abu Sufyan sebagai Gubernur
Suriah mengajukan usulan untuk membentuk angkatan laut. Oleh Khalifah Usman bin
Affan tersebut mendapat respons positif. Islam datang ke Indonesia juga melalui
jalur laut.
d. Ekspansi
wilayah
Perluasan wilayah
kekuasaan Islam yang dilakukan umat Islam pada masa pemerintahan Usman bin
Affan sudah sangat luas, perluasan wilayah telah sampai ke wilayah Azerbaijan
yang dipimpin oleh Said bin As dan Huzaifah bin Yaman. Sedangkan wilayah lain
yang berhasil dikuasai oleh pasukan umat Islam adalah wilayah Armenia yang
dipimpin oleh Salam bin Rabi’ah al-Bahiy.
4.
Khalifah Ali bin Abi Talib (35-40 H /
656-661 M)
Ali
bin Abi Talib menjadi Khalifah menggantikan Usman bin Affan yang meninggal
dibunuh oleh kaum munafik. Khalifah Usman dibunuh dirumahnya sendiri oleh kaum
munafik ketika beliau sedang puasa sunah dan sedang membaca Al-Qur’an. Dalam
masa kepemimpinannya, banyak prestasi yang dicapainya. Prestasi Khalifah Ali
bin Abi Talib, antara lain:
a. Mengganti
pejabat pemerintahan yang kurang cakap
Khalifah Ali bin Abi
Talib banyak mengganti para pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Ali bin
Abi Talib menginginkan bentuk sebuah pemerintahan yang efektif serta efisien.
b. Membenahi
keuangan negara (Baitul Mal)
Para pejabat yang digantikan
oleh Khalifah Ali bin Abi Talib ternyata banyak mendapatkan harta kekayaannya
dengan cara yang tidak benar menurut agama. Oleh Khalifah Ali bin Abi Talib,
harta-harta yang diperoleh para pejabat pemerintahan yang digantikannya
tersebut disita, kemudian diserahkan kepada Baitul Mal untuk dikelola dengan
sebaik-baiknya.
c. Memajukan
ilmu bahasa
Pada masa pemerintahan
Ali bin Abi Talib, mulai dikembangkan ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang tata bahasa Arab. Dengan pembelajaran ilmu nahwu tentunya banyak
manfaatnya, diantaranya orang-orang non-Arab dapat mempelajari Al-Qur’an dan
hadis dengan baik dan benar, karena kedua sumber hukum Islam tersebut
menggunakan bahasa Arab.
d. Memajukan
pembangunan
Fokus pembangunan yang
pertama kali dilakukan oleh Khalifah Ali bin Abi Talib adalah membangun Kota
Kufah. Banyak ahli sejarah yang mengatakan bahwa kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin adalah kepemimpinan yang paling mendekati tipe kepemimpinan Rasulullah
saw. dalam memimpin umat Islam dan pemerintahan Islam.
B.
Ibrah
Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Dari perjalanan
kepemimpinan yang dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin, kita sebagai umat Islam
dapat mengambil beberapa pelajaran atau ibrah yang sangat berharga untuk
kehidupan umat Islam. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq merupakan sosok pemimpin
yang tegas serta teguh dalam menjalankan kebenaran. Kita dapat pula mencontoh
terhadap Khalifah Umar bin Khattab sebagai peletak dasar-dasar demokrasi dalam Islam.
Usman bin Affan dalam
memimpin umat Islam selalu menyelesaikan permasalahn dengan mengutamakan
pendekatan secara persuasif. Khalifah yang terakhir, Ali bin Abi Talib, dalam
kepemimpinannya selalu bersikap tegas, disiplin, serta memiliki watak yang agak
keras ketika harus membela sebuah kebenaran. Dari Khulafaur Rasyidin dengan
berbagai prestasi-prestasinya, kita dapat mengambil suatu hikmah atau ibrah
yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan masa
sekarang dan juga untuk masa yang akan datang, antara lain:
1.
Umat Islam hendaknya selalu menjadikan
Nabi Muhammad saw. sebagai figur panutan dalam segala urusan kehidupan.
2.
Umat Islam hendaknya dapat menjaga
persatuan dan kesatuan.
3. Umat
Islam diharapkan selalu memiliki semangat kerja dan etos kerja yang tinggi,
sebagaimana yang ditunjukkan oleh Khulafaur Rasyidin dalam mengemban amanat
untuk menyiarkan ajaran agama Islam.
C.
Strategi
Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Strategi serta
karakteristik kepemimpinan keempat Khalifah dalam Khulafaur Rasyidin berbeda
satu sama lain. Abu Bakar as-Siddiq lebih mengedepankan kelembutan dan
ketegasan, walaupun suasana pemerintahan sedang kacau. Sikap yang seperti ini
diperlukan ketika mendapatkan permasalahan dalam jalannya pemerintahan.
Umar bin Khattab selalu
bersikap tegas, cerdas, serta harus mementingkan kepentingan rakyatnya. Untuk
membangun dasar-dasar negara yang kuat serta memiliki corak masyarakat uang Islami,
dibutuhkan seorang pemimpin yang cerdasdalam menjalankan pemerintahannya. Usman
bin Affan seorang pemimpin Islam yang memiliki sifat saleh, penyantun, serta
selalu sabar dalam menghadapi persoalan. Sifat serta karakteristik seperti
Usman bin Affan sangat diperlukan dalam membangun masyarakat yang santun serta
saleh sehingga negara dapat memakmurkan rakyatnya.
Pada masa kepemimpinan
Ali bin Abi Talib mengalami kondisi negara yang kacau. Pada kondisi ini,
dibutuhkan pemimpin yang memiliki sikap tegas persoalan serta selalu
mengutamakan kebenaran. Karakter yang seperti itu ada pada diri Khalifah Ali
bin Abi Talib, beliau tegas dalam membela kebenaran seperti apa yang dilakukan Khalifah
Umar bin Khattab.
D.
Meneladani
Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Nabi Muhammad saw.
meninggal dunia tanpa meninggalkan pesan tentang siapa yang akan menggantikan
beliau menjadi pemimpin umat Islam yang akan meneruskan dakwah Islam. Akhirnya,
umat Islam yang terdiri dua kelompok, yaitu Ansar dan Muhajirin, berkumpul
bersama di Saqifah Bani Sa’idah untuk membicarakan siapa yang akan menggantikan
Rasulullah saw. Dalam musyawarah tersebut, Abu Bakar as-Siddiq dipilih sebagai
pengganti Rasulullah saw.
Banyak peristiwa yang
terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq yang menunjukkan
beberapa hal dan prinsip, antara lain:
1.
Pengangkatan Abu Bakar as-Siddiq
berlangsung melalui syura atau
musywarah.
2.
Perbedaan pendapat yang terjadi di
Saqifah Bani Sa’idah adalah hal yang lumrah dalam musyawarah.
3.
Nasihat Ali bin Abi Talib agar Abu Bakar
tidak ikut serta dalam menumpas kaum murtad itu adalah suatu bukti bentuk
pengakuan Abu Bakar as-Siddiq sebagai Khalifah.
4.
Sikap tegas Abu Bakar terhadap kaum yang
murtad merupakan bukti adanya hikmah bahwa Allah swt. mengangkat orang yang
tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
5. Pengangkatan
Umar bin Khattab sebagai pengganti Abu Bakar adalah hasil musyawarah dari kaum
muslimin, bukan penunjuk dari Abu Bakar.
Pada
masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, pemerintahan Islam telah berhasil
melakukan perluasan wilayah kekuasaan yang sangat luas, serta dilakukan dengan
cepat sampai ke daerah-daerah yang sangat jauh dari pusat pemerintahan Islam.
Faktor-faktor yang menyebabkan ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan Islam
dapat sangat cepat, antara lain:
1. Islam,
disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, Islam
juga agama yang mementingkan soal-soal kemasyarakatan.
2.
Dalam diri para sahabat, tertanam
keyakinan tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh
penjuru dunia.
3.
Kerajaan Bizantium dan Kerajaan Persia
yang ketika menjadi dua kekuatan yang menguasai timur tengah mulai melemah,
memasuki masa kemunduran.
4.
Pertentangan masalah agama di wilayah Kerajaan
Bizantium menyebabkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyatnya.
5.
Islam datang ke daerah-daerah yang
dimasukinya dengan sikap yang simpatik serta toleran, tidak memaksakan rakyatnya
untuk mengubah agamanya dan masuk agama Islam.
6.
Bangsa Sami di Syira dan Palestina dan
Bangsa Hami di Mesir menganggap Bangsa Arab lebih dekat dengan mereka dari pada
bangsa Eropa, Bizantium yang menguasai mereka.
7. Mesir,
Suriah dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya.
E.
Gaya
Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Karakteristik dari
keempat Khulafaur Rasyidin dalam menjalankan kepemimpinannya berbeda-beda,
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi negara. Abu Bakar memiliki karakter yang
lemah lembut. Ketika kondisi negara dalam keadaan kacau, dengan kelembutannya,
Abu Bakar as-Siddiq berhasil menyadarkan orang-orang yang terbujuk untuk
berbuat menentang pemerintah.
Umar bin Khattab
memimpin ketika negara dalam keadaan lebih aman dan tentram. Kepemimpinannya
dilakukan dengan cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan rakyatnya. Usman
bin Affan, memerintah ketika kondisi negara dalam suasana sudah aman. Sifat
penyantun serta sabar sangat dibutuhkan sekali dalam memimpin negara besar.
Pada masa transisi atau peralihan dari Khalifah Usman kepada Khalifah Ali bin
Abi Talib, negara kembali dalam keadaan kacau. Ketegasan Ali bin Abi Talib
serta sikap yang selalu mengutamakan kebenaran sangat dibutuhkan dalam
menjalankan kepemimpinannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar